Minggu, 06 Januari 2013

Tukang Bubur Naik Haji The Series

Assalammualaikum...

Alhamdulillah.. Nulis lagi di awal tahun 2013 ini. Semoga ide-ide terus bermunculan. Mohon doa dan dukungannyaa... :')

Sesuai janji saya yang saya koar-koarkan lewat twitter, saya akan memposting blog yang bertemakan Tukang Haji Naik Bubur  Bubur Naik Haji. Saya bukan akan menceritakan kisah si Bang Sulam (Tukang Bubur) yang bisa naik haji dari hasil penjualannya jual bubur keliling. Saya cuma ingin membahas beberapa tokoh yang ingin saya komentari perannya di sinetron ini. 

Sebelum jadi sinetron, Tukang Bubur Naik Haji ini adalah sebuah semacam FTV. Sekali tayang habis. Film ini biasanya diputar pada waktu hari-hari besar Islam. Pemeran-pemerannya Mat Solar (Sulam), Nani Wijaya (Emak), Latief Sitepu (H. Muhidin), Shinta Muin (Hj. Maemunah), dan lainnya yang saya tidak tahu nama aslinya yang berperan sebagai Rodiyah, Rumana, dan Robi. Karena 3 pemeran terakhir yang saya sebutkan tidak sama pemerannya yang ada di serial Tukang Bubur Naik Haji. 3 pemain tersebut diperankan oleh Uci Bing Slamet (Rodiyah), Citra Kirana (Rumana), Andi Arsyil (Robi). Perbedaannya sih hanya di ketiga pemeran itu. Untuk karakter dari masing-masing pemerannya masih sama.

Sulam, tukang bubur. Dia adalah pemeran utama protagonis. Tahu donk protagonis...? Males juga saya kalau harus jelasin dulu.... hihihihi.. :p Peran protagonis lainnya adalah si Emak, Rodiyah (Istri Sulam), Rumana, Robi. Dan pemeran utama antagonisnya adalah H. Muhidin dan Hj. Maemunah, pasangan suami-istri yang sudah pergi haji 2 kali, dan punya anak Rumana. Kalau peran baik yang dibahas tidak begitu seru. Tapi adalah yang bisa kita ambil dari peran baik keluarga Sulam ini. Sulam ini orangnya saaabaaarrr pake bangettt. Dicela model apapun dieeem pake ajah. Saya sampai heran, ada nggak sih orang yang seperti Sulam di kehidupan nyata...?  Peran baik lainnya adalah, Sulam ini orang yang gigih, tekun, giat, pokoknya bener-bener DUIT. Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal. Sehingga keberuntungan, rejeki, dan kebahagiaan selalu dilimpahkan kepada keluarganya.

Nah, kalau sinetron isinya cuma orang baik kayaknya bukan sinetron Indonesia namanya. Selalu ada lawan. Peran jahat. Di sinilah H. Muhidin dan Hj. Maemunah beraksi. Suami-istri ini kalau saya nilai adalah orang yang tergolong punya penyakit hati. Dari awal Sulam jualan bubur keliling selalu dicela, dimaki, karena melihat digerobak dorongnya tertulis "Bubur H. Sulam". Karena masalahnya waktu itu Sulam memang belum Haji. Begitu Sulam mendapat rejeki pergi haji bersama Emak, Rodiyah, dan satu pegawainya Mang Ojo. Muhidin-Maemunah langsung panik dan bahkan sampai pingsan. Ikutlah mereka berdua pergi haji. Maka, masing-masing sudah satu kali pergi haji. Suatu ketika, Sulam mendapat kesempatan untuk pergi haji lagi. Kali ini hanya Sulam seorang karena dia diajak oleh seorang kerabat yang dibantunya waktu pergi haji yang pertama. Seperti biasa, pingsanlah pasangan suami-istri Muhidin dan Maemunah. Pergilah mereka berdua naik haji juga. Dua kali sudah....

Sekarang fokus kepada pemeran jahatnya. Karena sesuatu yang jahat kalau dibahas itu nggak pernah ada habisnya. Yuk mare... *ikat hasduk di kepala*
H. Muhidin. Nih ya, kalau dipikir secara nyata dan sehat, seorang haji apalagi sudah 2 kali, sikap dan pemikirannya mbok ya ditunjukkan sebagai layaknya seorang haji. Ada orang kena musibah, dia bahagia. Kalau dia sendiri kena musibah dia merasa kalau orang-orang disekitarnya lah yang menyebabkan dia mendapat musibah. Orang-orang berniat baik, selalu disalahartikan. Kalau dinasehati, selalu marah-marah dan bilang "Saya ini sesepuh di kampung ini, haji 2 kali. Nggak usah sok-sok nasehatin deh!" Trus yah, kalau ada acara sumbang meyumbang dana. Kalau ada yang nyumbang gede dikatain sombooong, congkaaakk, riyaaa', pameeerr, tapi dia sendiri nyumbang sembunyi-sembunyi dikit lagi. Ngakunya kaya, keturunan anak dari Babenya yang menyumbang tanah wakaf dimana-mana di kampungnya. Tapi pelitnya minta ampun. Semua yang dilakukan H. Muhidin ini hanya semata-mata untuk mendapat "nama", disegani, dan dihormati sebagai sesepuh yang sudah haji 2 kali. Bukan karena Lillahi Ta'Ala...  Semua yang paling dianggap benar itu adalah pemikirannya sendiri. Semua orang di mata dia itu selalu salah. Apalagi yang berhubungan dengan keluarga Sulam. Salah terus! Liciknya, kalau sudah ketahuan salah, dia ogah minta maaf. Ada saja alasannya untuk berputar-putar, begitu diserang, sok-sok kabur. 

H. Muhidin (Maaf, nemunya gambar ini. Ini adegan waktu dia dikeroyok preman. Maaf ya Pak Haji.. :') )
Hmm.. apalagi yah yang unik dari H. Muhidin ini...? Ahhh.. pernah nih ada adegan ketika ReMas di kampungnya mengadakan acara semacam Qurban, dan Tahun Baru Hijriyah. Dia merasa sangat marah, karena ReMas itu dianggap melangkahi, dan tidak memohon ijin kepada Sesepuh Haji 2 Kali itu. Seakan-akan H. Muhidin sudah tidak dianggap. Begitu baik-baik ijin, eh.. marah-marah lagi. Dikiranya diminta untuk memberikan dana sumbangan. Serba salah... Kalau Qurban kan pasti berhubungan dengan kambing atau sapi. Waktu itu Sulam berada di Mekkah (Haji untuk ketiga kalinya!), menyerahkan 3 ekor kambing untuk dirinya, Rodiyah dan Emak. Ditulislah di masing-masing kambing itu nama-nama mereka. Dibilang sombong, riya' lagi sama H. Muhidin. Dia pun tidak mau kalah menyerahkan seekor sapi untuk dikurbankan, dengan tulisan "Hamba Allah". Niatnya nggak mau dianggap sombong, tapi tetep dia pamer dan koar-koar kalau sapi bertuliskan "Hamba Allah" itu adalah dari dia. Trus acara ReMas lainnya adalah perayaan Tahun Baru Hijriyah. ReMas mengadakan khitan massal. H. Muhidin yang terkenal kaya raya itu menyiapkan amplop yang berisikan uang 1 lembar seribuan! Amplop itu hendak dibagikan untuk anak-anak yang mengikuti khitan massal. Pelit bukan main. 


Yang saya heran lagi, orangtua yang "unik" seperti H. Muhidin ini, bisa punya anak yang cantik pake banget, solehah pake banget, baik pake banget (Rumana). Saya sampai berfikir, Rumana ini bukan anak kandungnya. Karena bedaaaaa pake banget sama abahnya. Sudah diingetin berkali-kali sama anak sendiri, malah marah-marah. "Jangan sok-sok ngajarin gue, lu Rum!"Yang paling parah adalah soal jodoh untuk putri semata wayangnya, Rumana. Dia seperti "menjual" putrinya sendiri untuk dinikahkan dengan pria pilihannya yang kaya raya, yang sudah pasti tidak disukai Rumana karena yang dicintai hanyalah Bang Robi seorang. *Blushing* 
Pernah menjodohkan Rumana dengan Duda kaya raya beranak dua, ganteng, dan untung termasuk soleh. Tetap saja di hati Rumana adalah Bang Robi. Lalu juga dengan pria kaya raya hidung belang sudah beristri 6 dan anak dimana-mana. Awalnya si abah tidak percaya dengan pria pilihannya sudah beristri 6. Dinikahkan paksa dan untungnya berhasil digagalkan dengan kedatangan istri-istri dari pria pilihan abah.

Cukup deh tentang H. Muhidin. Kalau diceritakan lewat kata-kata bakalan panjang banget dan sebenarnya susah diungkapkan karena saking uniknya ini orang. :D

Peran jahat lainnya adalah Mak Enok. Kenapa bukan istri H. Muhidin? Karena saat ini, cerita Hj. Maemunah sudah dihilangkan. Diceritakan meninggal dunia karena hilang waktu mendadak gila akibat kerampokan emas-emasnya. Jadi nggak seru juga menceritakan seseorang yang perannya sudah tidak ada lagi. Intinya dia sama-sama uniknya dengan sang suami. :D

Mak Enok
Mak Enok. Mak Enok ini merupakan pemeran baru di serial ini. Dia ini adalah tukang urut di kampung sebelah, dan OKB (Orang Kaya Baru). Penampilannya mencolok dengan perhiasan hampir menempel semua di badannya. Orang bilang seperti Hj. Maemunah. Mak Enok ini termasuk sadis juga sebagai pemeran antagonis. Orang yang doyan banget fitnah! Uuughhh.. pokoknya ikutan sebal kalau mak Enok beraksi dengan fitnah-fitnahannya. Mulutnya tajem! Pinter banget mengadu orang-orang buat berantem. Paling nggak suka dan ikutan sakit hati adalah pas adegan mak Enok bilang dengan logat Sundanya yang kalau diartikan ke bahasa gaulnya seperti ini "Lepas saja jilbabnya, percuma berjilbab kalau ternyata Muti hamil diluar nikah". JGGERERRERERRRERRRR !!!! Sebeeeeeeeeeeelll pake bangeeettt dan rasanya pengen nglempar apapun yang ada di tangan ke arah TV. 

Trus juga memfitnah orang yang diidam-idamkannya sendiri. Memfitnah H. Muhidin dan Tia (Encingnya Rumana) kumpul kebo! Pernah dia berkunjung ke rumah H. Muhidin, dan yang membuka pintu adalah Tia yang kondisi penampilannya saat itu baru saja mandi dan rambutnya dibuntel handuk, pertanda kalau Tia mandi dan keramas. Munculah kalimat "Habis ngapain sama H. Muhidin, pagi-pagi sudah keramas?" Cobaaaakkk... Mulutnyaaa tajeeemmm... Saadiiisss... Fitnah itu disebarkan dan kemudian menceritakan bahwa fitnah itu berasal dari keluarga Sulam. Sama lah dengan H. Muhidin, begitu orang lain susah, dia berbahagia, begitu dia tertimpa musibah, seperti rumahnya kebakaran. Dia mendapat sumbangan-sumbangan dari ReMas. Eehhh... dimaki-maki! Dikira menghina, dikira dia sudah tidak punya apa-apa, dikira jatuh miskin. Semua jadi serba salah... Ditolongin salah, nggak ditolongin juga salah. 
Pernah juga ngatain orang sombong, dengan sok-sok kaya nyumbang untuk amal masjid. Saya langsung nyamber "Hehhh... ngaca dooonk, situ nggak punya kaca di rumah ??? Yang sombong siapaa woooyyy ?! " 
Penampilan yang maksa dengan perhiasan nempel dimana-mana sambil bilang "Sok, tingali nyak!" tangannya sambil digoyang-goyang supaya gelang-gelang yang dipakai bunyi! 

Cukup ya tentang Mak Enok. Nggak banyak, tapi sudah cukup menyakitkan lah untuk diceritakan. (?) Karena memang dia ini pemeran baru dan pendukung saja sih. Lanjut siapa ya peran jahat berikutnya...?
Kardun? Ok!

Romlah dan Kardun. 
Kardun. Dia juga termasuk berperan jahat di serial ini. Sangat-sangat dan amat sangat menjengkelkan jadi orang! Hidung belang, (dan juga memang bentuk hidungnya yang unik untuk diamati). Sebelumnya dia itu miskin, beristri 2 dan anak-anak yang banyak (lebih dari 3 kayaknya), cinta banget sama ayam peliharaannya, si Jalu.. Entah karena kejahatan apa, dia diceritakan diusir dari kampungnya. Lama tidak muncul, dia kembali dengan istri baru. Wanita kaya raya, cantik, dan sukses. Dengan kondisi terbarunya itu, dia jadi sooombooooongg, waktu miskin saja sudah sombong. Dia menikmati kekayaan istrinya itu. Memaksa orang-orang memanggilnya "bos". Orang yang tidak tahu terima kasih! Sok! Mata duitan! Mata jelalatan! Sok-sok dibutuhkan sama istri barunya, padahal begitu diancam cerai sama istrinya langsung ciut! 

Kardun ini satu paket dengan Mali dan Tarmiji. Mereka ini pintar menghasut, mensabotase, memutarbalikkan fakta, bekerja membela yang benar bayar. Tidak peduli salah, selama ada uang untuk upah mereka, masa bodo. Pria-pria ini hanya mengandalkan gosip baru untuk dijual kepada orang-orang kaya yang ingin mendapat nama di kampungnya seperti H. Muhidin dan Mak Enok. 

Huufhhh,... cukup menjengkelkan juga menceritakan peran-peran jahat di serial Tukang Bubur Naik Haji ini. Menulis saja sudah sambil berapi-api, apalagi kalau kalian menonton serialnya langsung di TV. Bakalan banyak kata-kata mutiara deh. :')
Sebelnya lagi adalah, sekarang pemeran utama protagonisnya menghilang. Sulam, diceritakan sedang mengembangkan bisinis buburnya di Arab. Ternyata di kehidupan aslinya, Mat Solar sedang cuti. Entah kenapa... Sebelum Sulam, Hj Maemunah itu. Tidak dimunculkan lagi dengan cerita yang dibuat meninggal. Entah kenapa dihilangkan, ternyata di sinetron lain ada Shinta Muin juga. Teruuuss setelah Sulam, si Mutiara dan Jamal dibuat berbulan madu ke Rusia apa yah..? Saya lupa... Terus juga si Ephi, anaknya Mak Enok. Diceritakan ke Bahrain untuk jadi TKW. 

Ada saja cerita yang dibuat untuk menghilangkan peran-peran di serial ini. Ada yang dihilangkan, ada juga yang didatangkan. Datang dan bermunculan pemeran-pemeran baru yang sebenarnya akan menambah kesan "it's too looongg story" dan juga rumit. Seakan-akan tidak menemukan ending yang happy alias Happy Ending. Apalagi pemeran barunya diceritakan sebagai pemeran antagonis juga. Fiiiuhhh... Semakin hilanglah akal sehat ini. Semakin berfikir kenapa jadi semakin banyak pemeran antagonis ? Kapan selesainya serial ini...? Kapan tobatnya para pemeran antagonis ini...? Malah jahatnya semakin tidak karuan dan menjadi-jadi dan semakin tidak masuk akal. Ajaib! Istighfar terus pokoknya penontonnya ini.

Itu tadi pemeran-pemeran antagonis yang menjengkelkan sekali untuk diceritakan. Sekarang adalah giliran yang menyenangkan. Siapa siapa siapa??? Kasih tahu nggak yaahh... 

Yang membahagiakan dari serial ini adalah bersatunya Robi dan Rumana dalam ikatan pernikahan yang sah! Setelah menghadapi berbagai halangan dan cobaan, akhirnya mereka menikah. Dinikahkan langsung oleh abah Rumana. Ikut berbahagia dengan cerita ini. Robi yang tampan dan soleh, Rumana yang cantik dan solehah. Paaasss pake banget deh mereka ini. Robi yang tampan dengan pembawaannya yang kalem, tenang, dan sabar. Rumana yang cantik dengan pembawaannya yang lemah lembut, baik, berpikiran positif. Huaaahhh.. adem deh melihat mereka berdua. Sah menjadi suami istri, masih malu-malu juga pegangan tangan. Romantis dengan saling memanggil sayang. Alamak jang deh pokoknya. Spektakuler! ;)

Saya sebagai perempuan, tentulah ingin seperti Rumana. Cantik, solehah, sabar, lemah lembut, dan berpikiran positif. Tapi ya gimana lah yaa... Setidaknya contohlah yang baik-baik. Ambil pelajaran yang positif. Saya kan juga kelak akan menjadi seorang istri. Rumana itu istri yang sempurna pastinya di mata Robi. Cantik, solehah, setia, berbakti pada suami, dan juga masih berbakti pada abahnya yang unik itu. Selalu memberikan support, perhatian dan penuh kasih sayang. Adeeemm begitulah melihat sesosok Rumana. :')

Rumana dan Robi :')

Yaahh.. cukup lah yaa tulisan saya malam ini. Jam dinding menunjukkan pukul 00.40 dini hari. Dan saya belum tidur, dan pagi nanti saya ada kelas. Ujian lagi! :')

Wish me luck yah ... 

Wassalam... :)

5 komentar:

  1. sepertinya ne postingan emosional seorang penonton sinet tukang bubur naek haji buat haji muhidin dkk ya.. haha
    bagus neng dilanjutkeun.
    ada yang kelewat tu, si Malih dan Tarmiji gmn? hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe.. Makasi neng Arien.. Malih sm Tarmiji ada cuma diceritakan sedikit sajaaa. Dan gambarnya susah didapat.. :D

      Hapus
    2. Hehe.. Makasi neng Arien.. Malih sm Tarmiji ada cuma diceritakan sedikit sajaaa. Dan gambarnya susah didapat.. :D

      Hapus
  2. sedang ditayang di TV Malaysia sekarang baru Episode 522 tanggal 17 April 2018

    BalasHapus