Kamis, 12 Januari 2012

TELUR - ULAT - KEPOMPONG - KUPU-KUPU

Assalammualaikum...

Membaca judulnya pasti sudah bisa ditebak bahwa judul tersebut adalah bentuk metamorfosis. Apa itu metamorfosis?

Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan.
Tidak, saya tidak akan membahas tentang metamorfosis kupu-kupu... Saya akan membahas metamorfosa saya sendiri. Tapi bukan berarti saya ini termasuk hewan atau kupu-kupu. Manusia juga bisa bermetamorfosis. Karena saya sedang mengalami perubahan bentuk pada penampilan saya.

Tepat pada tanggal 11 Januari 2012, saya memutuskan untuk menutup aurat. Iya, saya merubah penampilan saya. Insya Allah.. Saya mulai berjilbab, berkerudung, atau apapun namanya yang jelas saya mulai untuk menutup aurat saya. (Alhamdulillah).

Cita-cita untuk berjilbab sebenarnya sudah muncul dari SMP. Tepatnya menjelang kelulusan SMP. Saya bercerita pada Bapak dan Ibu kalau selepas SMP saya ingin berjilbab. Mereka tentu saja mendukung. Tapi ternyata cita-cita itu belum saya wujudkan.
Lalu, cita-cita tersebut mulai tidak ada harapan. Sampai akhirnya pada masa-masa kelulusan kuliah, saya niatkan lagi cita-cita untuk berjilbab tersebut. Mulai dari setelah lulus kuliah, kerja untuk Bank yang ber-Syariah, dan lain-lain. Tapi ternyata, belum terwujud juga.

Saya juga pernah sampai bernadzar, kalau diterima kerja di ini, saya akan berjilbab. Lalu kemudian saya berfikir. Bukankah berjilbab itu atas dasar keinginan sendiri. Niat yang memang muncul dari diri sendiri. Bukan atas paksaan dari sebuah keadaan atau paksaan dari orang lain. Kemudian saya batalkan nadzar seperti itu. Akhirnya saya belajar pelan-pelan untuk berjilbab. Saya pun mencoba berjilbab ketika ada acara pernikahan teman, saudara, atau acara resmi lainnya. Selain untuk menyelamatkan saya dari kebingungan menata rambut, juga untuk belajar terbiasa mengenakan jilbab.

Saya memang sangat cuek terhadap penampilan saya. Untuk keluar jalan-jalan, hang-out, dan acara santai bersama keluarga, saya hanya perlu celana pendek selutut dan kaos t-shirt. Atau kalau acara santai keluarga, saya mengganti celana pendek selutut dengan celana jeans panjang. Simple. Saya sangat simple dan cuek. Tapi kalau ada acara resmi, barulah kebingungan dan heboh. Kalau sudah seperti itu, saya pasrahkan wajah dan penampilan saya pada kakak perempuan saya, dan Ibu saya. Hingga pada akhirnya memutuskan untuk berjilbab saja kalau ada acara resmi dan penting supaya semuanya ikut aman, tenang, dan lega.

Selain belajar berjilbab pada acara resmi, saya juga belajar mengamati perilaku orang-orang dan beberapa teman saya yang berjilbab. Kalau pada pengertian saya, berjilbab itu sudah jelas menutup aurat. Menutup aurat pada waktu keluar rumah/bepergian, dan menutup aurat ketika bersama pria yang bukan muhrimnya.
Pernah saya temui kejadian yang membuat saya bertanya-tanya ketika saya masih kost di Surabaya bersama teman-teman semasa kuliah. Ada seorang teman saya yang berjilbab, sebut saja Mitu. Menurutku, Mitu ini termasuk wanita yang punya pegangan beragama yang kuat. Di kost kami itu, juga terdapat teman yang non muslim. Kejadiannya seperti ini. Kami sedang asik menonton tv. Tentu dengan ala pakaian rumahan (U can see). Nah, ketika sedang asik berhahahihi datang teman kami yang non muslim tersebut dengan berteriak "aku pulaaang". Tentu itu menjadi kode bagi si Mitu untuk buru-buru masuk kamar untuk mengambil peralatan yang ada. Lalu Mitu muncul kembali di depan tv dengan celana tidur, dan selimut yang dikerudungkan.... Aneh dan lucu.

Dari situ saya suka bertanya-tanya. Sebenarnya wanita yang berjilbab itu harus bagaimana sih?? Itu juga yang membuat saya tertahan untuk segera berjilbab. Karena perilaku wanita yang berjilbab itu beragam. Pernah juga melihat wanita yang bercadar. Wanita yang berjilbab lebar, dan menutup hampir seluruh auratnya yang hanya menyisakan bagian matanya saja. Saya memang belum paham betul ketentuan wanita berjilbab. Saya masih mencari-cari sumber dari hadist. Selagi mencari, saya niatkan diri berjilbab untuk menutup aurat. Itu saja. Yang saya tahu, Allah memang memberi perintah wanita untuk menutup aurat.
Keanehan perilaku wanita berjilbab disekitar saya tidak menyurutkan niat saya untuk berjilbab. Beberapa teman di kost pun juga sudah mulai berjilbab dan membuat saya terharu. Ketika aku bertanya pada seorang temanku, sebut saja Sapid. Dia tiba-tiba berjilbab karena dia mendapat "PESAN" lewat "MIMPI". Saya lupa cerita pastinya. Hiiii.. merinding.

Nah.. saya sendiri, mendapat hidayah untuk segera berjilbab ini baru beberapa hari kemarin. Karena tiba-tiba saya merasa MALU pada waktu keluar bersama kakak perempuan saya dan Bapak. Ya tentu saja dengan pakaian yang ala kadarnya. Celana pendek basket, dan kaos t-shirt. Entah tiba-tiba ada perasaan malu, hati tidak nyaman, deg-deg an, muka merah, dan ingin segera pulang. Saya kemudian berfikir bahwa sepertinya saya harus segera berjilbab! Dan pada akhirnya kesempatan itu datang juga. Ketika saya mendapat panggilan untuk tes kesehatan (Selasa malam 10/01/2012), saya langsung bilang pada Ibu "Bu, besok aku pakai jilbab". Ibu langsung menyiapkan kerudung yang akan saya pakai besok untuk tes kesehatan. Ibu pikir mungkin karena hanya ikut tes ini saya pakai jilbab. Lalu saya menekankan lagi, bahwa saya memang benar-benar ingin berjilbab.

Dan tepat tanggal 11 Januari 2012, perdana saya dengan penampilan baru saya dengan mengenakan jilbab. Saya merasakan semuanya serba tertutup. Aman, tenang, dan nyaman. Walaupun sedikit sakit di telinga saya karena kacamata. Tapi tidak masalah. Bapak, Ibu, Bude, kakak perempuan, dan pacar saya sangat mendukung. Alhamdulillah.. Terima kasih ya Allah atas hidayah Nya... Semoga dengan berjilbab, saya menjadi semakin dekat denganMu, semakin dijauhkan dari bahaya. Amiin...

Nah Ladies, ini ceritaku.. mana ceritamu..? Semoga kita semua selalu mendapat hidayahNya ... Amiin..
:)

Wassalammualaikum...

Edisi Lebaran

Edisi Lebaran 
Edisi Kondangan :)

Edisi Kondangan :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar